Rabu, 10 April 2019

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 " KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM"


I.       Judul                    : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II.     Hari,tanggal        : Kamis, 18 April 2017
III.  Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini, yaitu:
  1. Dapat mengetahui teknik-tenik dasar kroatografi lapis tipis dan kolom
  2. Dapat membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
  3. Dapat memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan memurnikannya dengan kolom
  4. Dapat memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
IV.  Landasan Teori
Kita tahu bahwa cara pemisahan sangatlah banyak jenisnya begitu pula dengan proses atau langkah kerjanya. Nah disini kita akan bahas tentang pemisahan larutan atau sampel dengan menggunakan teknik pemisahan kromatografi. Sebelum kita melakukan pemisahan kromatografi kita terlebih dahulu harus tahu apa itu pemisahan kromatografi, metodenya atau langkah-langkah proses kromatografi dan jenis-jenis kromatografi. Kromatografi merupakan metode analisis campuran atau larutan senyawa kimia dengn adsorpsi memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap, misalnya kapur, alumina, dan semacamnya, sehingga penyusunnya terpisah enurut bobot molekulnya, mula-mula memang fraksi-fraksi dicirikan oleh warna-warnanya. Koefesien kromatografi dan kapasitas cuplikan lnear menurun untuk memperkecil pengaruh antariksa yang kuat, aktivitas penyerap biasanya dikendalikan atau diubah dengan memakai kadar air atau alcohol. Alkohol atau air sering ditambahkan pada fase gerak dan penyerap. Dalam kromatografi adsorpsi pengelusi eluen naik sejalan dengan polaritasnnya (misalnya dari heksana → aseton → alcohol → air). Eluen pengembang dapat berupa pelarut tunggal dan campuran dengan susunan tertentu. Pelarut-pelarut pengembang harus mempunyai kemurnian yang tinggi. Adanya sejumlah kecil air atau zat pengotor lainnya dapat menghasilkan kromatogram yang tidak diharapkan (Budiasih,2008).
Kromatografi merupakan teknik pemisahan dengan suatu zat dalam campuran diuraikan berdasarkan kemampuannya untuk diserap oleh komponen lain yang ada didalam kromatografi, yang dikenal dengan fase diam. Dalam kromatografi komponen-komponen terdistribusi atau tersalurkan kedalam dua fase, yaitu fase diam dan juga fase gerak. Fase diam dapat berupa zat cair atau padatan sedangkan fase gerak contohnya dapat berupa cairan atau gas. Dengan demikian, kromatografi dapat dibedakan atas dasar kombinasi antara fase diam dan fase gerak. Dapat berupa, cair-cair, cair-gas, cair- padat dan lain sebagainya. Transfer masa antar fasa gerak dan fasa diam terjadi apabila molekul-molekul terserap pada permukaan untuk mengadsorpsi fasa bergerak. Disamping bertujuan untuk pemisahan, teknik kromatografi dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat. Pada saat ini telah dikenal cukup banyak teknik kromatografi diantaranya: Kromatografi kertas, lapis tipis (TLC), gas ( Gc), kolom ekslusif dan lain sebagainya. Dengan berbagai cara tersebut, kegiatan preventif dan analitik semakin valid dan reliebel hasil yang diperoleh (Gitter, 2011).
Jenis-jenis kromatografi juga sangat banyak, yaitu Kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi kolom, dan kromatografi gas tetapi disini hanya akan dibahas kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan alat analisa yang cukup sederhana karena dapat menentukan jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula mengidentifikasi komponen-komponen tersebut. TLC= Thin Layer Chromatography sangat mirip cara melakukannya dengan kromatografi kertas, hanya saja media pemisah yang digunakn disini yaitu lapis tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium, atau plastik sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam digunakan sebagai fasa diam dapat digunakan silica gel,aluminium, dan serbuk selulosa. Tahap-tahap analisa KLT dimulai dari persiapan tangki kromatografi, aplikasi sampel ke plat, menjalankan keomatografi dan menentukan nilai RF (Endang dan Erna, 2010).
Sedangkan kromatografi kolom, yaitu apabila kolom yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak melalui sebuah kolom, kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona-zona pita. Setiap komponen keluar dari kolom akan dicatat oleh rekorder dan disajiikan dalam bentuk puncak (peak) yang sebanding dengan konsentrasi eluen sebagai fngsi waktu. Tinggi atau luasan puncak sebanding dengan konsentrasi komponen sampel. Digunakan ketika kita akan memisahkan campuran dari dua senyawa yang berwarna, misalnya kuning dna biru. Warna campuran yang tampak adalah hijau. Material akan terpadatkan pada bagian atas kolom (Ratnayani,dkk, 2013).
Karena banyaknya jenis- jenis kromatografi kita harus tahu jenis-jenisnya. Selain itu kita juga harus tahu istilah-istilah yang sering digunakan dalam pemisahan kromatografi. Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut:
Istilah Penting
Pengertian
Fasa Gerak or pengemban
Pelarut yang mengalir didalam kolom atau lapisan tipis khromatogram
Fasa diam or adsorben
Zat padat yang mengisi kolom atau melekat atau menempel pada lapisan plat atau kaca atau kertas baik berupa silika gel, selulosa, atau okta dodesil sulfat yang lazim tergantung jenis khromatografinya.
Eluen
Campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat pada lapis tipis atau kertas
Eluat
Cairan yang keluar dari kolom yang membawa komponen tertentu dari campuran zat yang akan dipisahkan.
Elusi
Proses memisahkan komponen tertentu dari suatu campuran melalui kolom khromatografi dengan menggunakan kombinasi pelarut tertetenu.
Analit
Komponen-komponen Campuran yang  telah memisah melalui proses khromatografi.
   Pada pemisahan kromatografi ada prinsip yang harus diketahui, yaitu komponen penyusun suatu zat terletak pada  perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa gerak sehingga masing-masing komponen penyusun suatu zat terpisah satu sama lain. Afinitas suatu analit ditentukan oleh daya adsorpsinya terhadap fasa diam dan Kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang digunakan. Makin kuat adsorpsi suatu analit terhadap fasa diamnya dan kelarutannya yang kecil terhadap fasa gerak maka waktu tinggalnya dalam kolom lebih lama dibandingkan dengan analit yang daya adsopsinya lemah terhadap fasa diam dan kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang digunakan. Dibawah ini terdapat gambar pemisahan kromatografi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).




I.        Alat dan Bahan
1.1  Alat
v  Plat TLC
v  Gelas piala
v  Plat kaca
v  Kolom kromatografi
v  Pipa kapiler
v  Syrnge gelass
v  Gelas ukur
v  Botol Vial
v  Kapas
1.2  Bahan
v  Etnol
v  Metnol
v  Klorofor
v  Etil-Asetat
v  n-heksana
v  Aseton
v  Aquades
v  Ekstrak sampel
II.     Prosedur Kerja
2.1   Kromatografi Lapis Tipis
v  Siapkan Plat TLC
v  Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L  dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform     : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
v  Dibuat 10 larutan sampel dari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
v  Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
v  Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
v  Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
v  Biarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas pelat
v  Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
v  Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2  Kromatografi Kolom
v  Siapkan 10 ekstrak daun
v  Siapkan kolom kromatografi
v  Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
v  Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
v  Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
v  Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
v  Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
v  Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya

Pertanyaan…!!!
1. Apa tanda bahwa eluen sebelum digunakan telah jenuh dalam video yang pertama?
2. Noda apa yang terdapat dalam lempeng KLT yang telah ditotol dengan sampel lalu dimasukkan kedalam eluen?
3. Pada video kedua tersebut apa kegunaan dimasukkannya sepotong kecil kapas kedalam bagian bawah kolom?

3 komentar:

  1. Saya Yuli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nor 1. Menurut saya tanda bahwa eluen sebelum digunakan telah jenuh karena kertas saring yang dimasukkan kedalam eluen tersebut akan terserap oleh kertas saring hal inilah yang dikatakan eluen telah jenuh. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Nama saya dinda anggun A1C117079,saya menhawab pertanyaan nomor 2 . Menurut saya,noda yang terdapat pada lempeng KLT yaitu senyawa aktif yang ada pada sampel yang digunakan tadi dalam video

    BalasHapus
  3. Saya Erwin Pasaribu (A1C117003) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. tujuan dimasukkannya sepotong kecil kapas kedalam kolom ialah untuk mencegah bahan padat agar tidak masuk kedalam kran. Terimakasih.

    BalasHapus