Kamis, 28 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 "REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON"


VII. Data Pengamatan
7.1 Uji tollens
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Formaldehid + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
Terbentuk cermin kaca (tanpa pemansan)
2.
benzadehid + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk apa-apa.

Terbentuk cermin kaca
3.
Aseton + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk cermin kaca.

Tidak terbentuk cermin kaca
4.
Sikloheksanon + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk cermin kaca.

Tidak terbentuk cermin kaca

7.2 Uji Benedict
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Formaldehid + 4 tetes benedict dipanaskan
Warna biru lebih pekat
Dibagian bawah trerdapat endapan merah bata
2.
Benzaldehid  + 4 tetes benedict dipanaskan
Terbentuk tiga lapisan
Atas : biru pekat
Tengah : bening
Bawah : biru muda
3.
Asetin  + 4 tetes benedict dipanaskan
Tidak terbentuk lapisan, Warna menjadi biru pekat
4.
Sikloheksanon + 4 tetes benedict

dipanaskan dipanaskan 15 menit
Tidak terbentuk endapan, pada bagian atas terbentuk minyak, bagian bawah biru muda
Warna biru menjdai kehijauan.
7.3 pengujian dengan fenil hidrazin
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Fenilhidrazin sebanyak 5 ml dimasukkan ke tabung reaksi
Fenilhidrazin berwarna kuning
2.
Fenilhidrazin + benzaldehid digoyangkan sambil ditutup selama 1-2 menit. Campuran tersebut ditambah air es +etanol+methanol
Lalu dikeringkan.ditentukan titik lelehnya.
Terbentuk kristal kuning terang, berbau menyengat dan panas.Titik lelehnya 70 C
3.
Fenilhidrazin + sikloheksanon digoyangkan sambil ditutup selama 1-2 menit.Campuran tersebut ditambah air es + etanol + methanol.lalu dikeringkan tentukan titik lelehnya.
Terbentuk kristal kuning, berbau
menyengat dan panas.
Titik lelehnya 80 C

7.4 Reaksi Oksim
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
1 gr hidroksilamin + 4 ml air
Larutan bening
2.
ditambah 1,5 gram CuSO4 . 5H2O  Dipanaskan 35oC
Larutan berwarna hijau tua
3.
+ sikloheksana Ditutup dan digoncang 30 detik
Hijau lumut keruh
4.
didinginkan
Terdapat endapan warna putih (menandakan terdapat siklo oksim)
5.
Disaring dan dicuci dengan air Es
Endapan menjadi bersih (tidak berwarnahijau lagi)

7.5 Uji Haloform
No
Perlakuan
Penganatan
1
 5 tetes aseton + 3 ml NaOH 5 %
Warna larutan bening

+ 10 ml iodium iodida
Warna larutan menjadi coklat betadin

Digoncang
Warna tetap coklat pekat, ada butiran butiran diatas dan dibawah mengendap
2
3 ml propanol + 3 tetes larutan iodium
Setiap tetesan warna kuning nya semakin pekat
3
0,5 gram tembakau digerus + 10 ml aquades + 3 tetes iodium iodida
Tidak terjadi reaksi
4
+ sikloheksanon (keton)
Terebentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu magenta, lapisan bawah merah

7.6 kondensasi aldol

No
Perlakuan
Penganatan
1
 0.5 ml Asetal dehid + 4 ml larutan NaOH 5 % , digoncang goncangkan .Didihkan selama 3 menit.
Warna jernih , berbau menyengat
2
10 ml Etanol + 1ml Aseton+ 2 ml Benzaldehid, dimasukkan dalam labu 50 ml.

Terjadi perubahan warna menjadi oranye kemerahan, berbau menyengat.

3
10 ml Etanol +1ml Aeton + 2 ml Benzaldehid, dimasukkuan dalam labu 50 ml.

Warna campuran kuning keruh, berbau menyengat.

4
  Campuran tersebut direfluks selama 5 menit.
Warna menjadi coklat keruh, ada endapan
VIII. Pembahasan
Prinsip dasar dari reaksi senyawa aldehid dan keton ialah senyawa-senyawa aldehid dan keton merupakan molekul polar karena hanya memiliki suatu ikatan karbonil yang memungkinkan adanya momen dipol diantara ikatan rangkap karbon dan oksigen. Kita tahu bahwa aldehid dan keton tidak memiliki ikatan hidrogen donor dimana tidak dapat mendonasikan proton, oleh karena itu titik didihnya lebih rendah dari pada alkohol meskipun berat molekulnya hampir sama dengan senyawa keton atau aldehid. Jadi senyawa-senyawa aldehid dan keton bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen hal ini yang menyebabkan senyawa aldehid dan keton mempunyai ciri khas, yaitu larut baik di dalam air (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/). Dalam  percobaan ini praktikan melakukan beberapa uji senyawa-senyawa tersebut dengan beberapa cara, yaitu:

8.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
Pada percobaan ini praktikan menggunakan menggunakan 4 tabung reaksi, kesemua tabung reaksi tersebut dimasukkan pereaksi tollens. Untuk tabung reaksi yang pertama ditambahkan 2 tetes formalin lalu campuran tersebut diaduk hingga campuran homogeny. Lalu campuran didiamkan selama 10 menit. Setelah diamati ternyata terbentuk cermin kaca. Untuk tabung reaksi yang kedua tabung reaksi ditambahkan dengan 2 tetes benzaldehid setelah diaduk lalu didiamkan selama 10 menit ternyata cermin kaca tidak terbentuk, karena cermin kaca tidak terbentuk maka campuran dipanaskan selama 5 menit. Setelah dipanaskan campuran tersebut menghasilkan cermin kaca. Untuk tabung reaksi yang ketiga, ketika di tambahkan 2 tetes sikloheksanon tidak terdapat cermin kaca walaupun telah dilakukan pemanasan. Tabung reaksi ke empat juga seperti itu ketika ditambahkan 2 tetes aseton dan dipanaskan ternyata tidak terbentuk cermin kaca, itu karena keton tidak bereaksi dengan pereaksi tollens.
8.2 Uji Benedict
Pada percobaan ini praktikan menggunakan empat tabung reaksi, dan kesemua tabung reaksi tersebut dimasukkan 5 ml  pereaksi Benedict. Untuk tabung reaksi yang pertama ditambahkan 5 tetes formaldehid dan warnanya warna biru, lalu campuran dipanaskan selama 15 menit dan hasilnya warna biru menjadi lebih pekat dan dibagian bawahnya terdapat endapan merah bata. Untuk tabung reaksi yang kedua ditambahkan 5 tetes benzaldehid lalu dipanaskan selama 15 menit terbentuk 3 lapisan, yang diatas berwarna biru pekat, lapisan tengah berwarna bening dan dibagian bawah berwarna biru. Untuk tabung reaksi ketiga ditambahkan 5 tetes aseton lalu dipanaskan selama 15 menit warnanya berubah menjadi biru pekat dan tidak terbentuk lapisan. Dan untuk tabung reaksi yang keempat praktikan menambahkan 5 tetes sikloheksanon lalu di kocok dan terdapat minyak-minyak diatasnya dan dibawah terdapat warna biru muda tetapi tidak terbentuk endapan. Lalu dipanaskan selama 15 menit warnanya berubah menjadi warna kehijauan.
8.3 Pengujian dengan Fenilhidrazin

Pada percobaan ini praktikan 5 ml fenilhidrazin ditambahkan dengan 10 ml benzildehida, ketika dicampurkan warna campurannya menjadi kuning, dimana warna fenilhidrazin adalah kuning seperti minyak bensin. Lalu didiamkan ketika didiamkan menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas berwarna kuning, lapisan tengah berwarna putih dan lapisan bawah terdapat endapan kuning. Setelah itu praktikan juga menambahkan 5 ml fenilhidrazin dengan menambahkan 10 ml sikloheksanon. Dimana warna fenilhidrazin awal adalah warna kuning yang seperti minyak bensin. Ketika larutan dicampurkan dan digoncangkan warnanya menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan, yaitu untuk lapisan diatas terdapat warna kuning pucat dan untuk lapisan bawah berwarna bening. Disini praktikan tidak mendapatkan kristalnya mungkin dikarenakan keterbatasan waktu praktiku sehingga praktikan tidak mendapatkan kristalnya.
8.4 Pembuatan Oksim
Pada percobaan ini praktikan melarutkan 1 gram hidroksilamin dalam 4 ml air, lalu ditambahkan dengan CuSO4.5H2O 1,5 gram. Hasilnya ialah warnanya menjadi warna hijau lalu dipanaskan sampai suhu 35˚C. Setelah itu ditambahkan dengan sikloheksanon dan ditutup. Kemudian dikocok 1-2 menit, dan hasil dari pengocokkan tersebut ternyata campurannya berubah menjadi warna hijau lumut tetapi larutan keruh. Yang menandakan adanya sikloheksanon oksim. Setelah itu didinginkan labu tersebut dan timbul endapan putih, setelah endapan didapatkan endapan disaring dengan kertas saring lalu dicuci dengan air es 2 ml, setelah dicuci barulah didapatkan endapan jernih atau bersih. Lalu hasil endapan bersih tersebut dikeringkan. Selanjutnya praktikan menentukan titik leleh sampel tersebut, dan pada saat penentuan titik leleh ternyata sampel tidak meleleh akan tetapi sampelnya semakin kering.
8.5 Reaksi Haloform
Pada percobaan ini praktikkan memasukkan 5 tetes aseton kedalam Erlenmeyer lalu ditambahkan 3 ml NaOH warnanya menjadi bening lalu ditambahkan dengan 10 ml iodium iodide yang berwarna coklat pekat. Lalu campuran di kocok dan setelah dikocok larutannya tetap berwarna coklat pekat tetapi ada butiran-butiran warna kuning emas diatas dan juga dibawah. Setelah itu dilakukan uji isopropanol tetapi dig anti dengan 2-propanol dan juga 2 pentanon dan 3 pentanon yang diganti dengan tembakau. Untuk yang pertama 3 ml 2-propanol ditambahkan dengan 3 tetes larutan tersebut tetapi dimasukkan dengan pertetes, untuk tetesan yang pertama larutan berubah warna menjadi kuning, tetesan yang kedua larutan berubah warna menjadi warna kuning pekat dan tetesan ketiga warnanya hampir coklat. Lalu yang kedua praktikan memasukkan gerusan tembakau sebanyak 0,5 gram lalu ditambahkan 10 ml aquades setelah itu ditambahkan campuran yang telah dibuat yang diatas tadi sebanyak 3 tetes dan warnanya berubah menjadi warna coklat. Setelah itu dilakukan juga uji dengan menggunakan sikloheksanon dan di goncang dan setelah diamati terdapat 2 fasa atau 2 lapisan dimana lapisan yang diatas terdapat warna ungu magenta dan dibagian bawah berubah warna menjadi warna merah.
8.6 Kondensasi Aldol
Pada percobaan ini praktikan memasukkan 0,5 ml asetaldehid kedalam Erlenmeyer lalu ditambahkan 4 ml NaOH 1% warnanya menjadi bening dan terdapat bau balon, setelah itu campuran didihkan selama 3 menit lalu praktikan mengamati dan warna yang dari bening tadi berubah menjadi kuning dan baunya juga menjadi bau tengik. Bau tengik tersebut berasal dari krotonaldehid.

IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu:
1. Perbedaan senyawa aldehida dan keton adalah aldehida dapat dioksidasi menghasilkan asam karboksilat,namun keton tidak dapat dioksidasi. Selain itu, aldehid akan bereaksi dengan pereaksi tollens sedangkan keton tidak dapat bereaksi
2. Metil keton menghasilkan endapan berwarna kuning iodotorm jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH
3. Uji tollens dilakukan untuk membedakan antara aldehid dan keton karena aldehida dengan pereaksi tollens teroksidasi membentuk endapan Ag yang akan melekat pada tabung reaksi membentuk cermin perak

X. Daftar Pustaka
Amirudin. 2013. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Chang,R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Fessenden & Fessenden. 1995. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga


Willbraham. 2011. Pengendalian Dasar Kimia Organik dan Isokimia. Bandung: ITB

XI. Lampiran Gambar

Gambar 1. Uji tollens menghasilkan cermin kaca

Gambar 2. Pereaksi Benedict

Gambar 3. Hasil uji fenilhidrazin

Gambar 4. Hasil reaksi haloform

Gambar 5. Rangkaian alat refluks
Pertanyaan….!!!
1. Mengapa tabung reaksi yang berisi sikloheksanon dan aseton tidak terbentuk cermin kaca pada uji tollens?
2. Mengapa campuran benzaldehid perlu dipanaskan pada percobaan uji tollens?
3. Dari manakah asal bau tengik yang tercium pada percobaan uji kondensasi aldol?

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 "REAKSI-REAKSI HIDROKARBON"


VII. Data Pengamatan
               7.1 Brom dalam Tetraklorida 
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung rekasi I
Dimasukkan 1 bensin + 15 tetes HCl digoncangkan dan diletakkan ditempat yang terang
Warna kuning pudar
Diuji dengan meletakkan kertas lakmus biru kemulut tabung
Lakmus dengan cepat berubah menjadi merah

Tabung reaksi II
Dimasukkan 1 ml bensin + 15 tetes HCl digoncangkan dan diletakkan ditempat yang gelap
Warna kuning menjadi pekat
Diuji dengan meletakkan kertas lakmus biru ke mulut tabung
Lakmus sedikit lebih lambat berubah menjadi merah
2
Kedalam tabung reaksi kami memasukkan 1 ml benzene + 15 tetes HCl kemudian dikocok dan didiamkan
Terdapat 2 fase, diatas ada benzene dan dibawah ada HCl dan mengeluarkan asap
3
Kedalam tabung reaksi kami memasukkan 1 ml benzene + 1ml HCl kemudian digoncang
Terdapat 2 fase, diatas bening dan dibawahnya keruh
               
                7.2 Klor
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi I
Kami memasukkan 1 ml benzene + 3 tetes HCl
Warnanya bening dibawah dan kuning di atas
Tabung reaksi tersebut dipanaskan
Terdapat 2 lapisan, dibagian atas berwarna bening dan dibawah berwarna kuning seperti minyak
Tabung Reaksi II
Kami memasukkan serbuk besi + 1 ml benzen  + 3 tetes HCl
Tersapat gelembung, warnanya sedikit kuning
Tabung reaksi dipanaskan
Warna kuning nya cepat menghilang dan terdapat gelembung pada serbuk besi menandkan adanya HCl yang di bebaskan

                7.3 Larutan Kalium Permanganat
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung Reaksi I
Kami memasukkan 1 ml KMnO4 + 5 tetes bensin kemudian di goncangkan
Terdapat gelembung, warna awalnya adalah ungu namun berubah menjadi warna betadine
Tabung Reaksi II
Kami memasukkan 1 ml benzene + 2 tetes KMnO4
Larutan tidak saling bercampur, dan terdapat 2 fasa, dimana diatas berwarna juning dan dibawah berwarna ungu dari KMnO4

                7.4 Asam Sulfat Pekat
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung Reaksi I
Kami memasukkan 2 ml H2SO4 + 10 tetes benzene kemudian digoncangkan
Awalnya bening, setelah digoncangkan menjadi keruh dan ada busa, kemudian kami diamkan dan terdapat 3 lapisan, bagian atas berwarna kuning, bagian tengah berwarna being dan bagian bawah berwana kuning lagi
Tabung Reaksi II
Kami memasukkan 2 ml H2SO4 + 10 tetes n-heksan kemudian digoncangkan
Ketika dimasukkan kedalam tabung reaksi warna bening, namun setelah digoncang terdapat 2 lapisan namun sama-sama bening dan terdapat busa, percobaan ini mengalami sulfonasi yang menghasilkan alkil sulfonat

                7.5 Asam Nitrat
NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Tabung reaksi besar
Kami memasukkan 0,5 ml benzene + 4 ml asam nitrat
Warnanya bening
Kami tambahkan batu didih kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
Warna larutan berubah menjadi kuning jernih
Kemudian dituangkan kedalam gelas kimia berisi batu es 5 gr
Menimbulkan bau seperti semir sepatu
Kemudian dibandingkan dengan bau nitrobenzene yang ada di lemari
Baunya sama

                7.6 Bahan Tak dikenal

NO
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Kami menggunakan 3 tabung reaski
Tabung reaksi I
Kami memasukkan 2 ml senyawa tak dikenal + air 2 ml
Terbentuk 2 fasa antara air dan senyawa tal dikenal

Tabung reaksi II
Kami memasukkan 2 ml senyawa tak dikenal + 2 ml H2SO4
Terdapat 2 fasa, dibawah bening dan diatas keruh

Tabung reaksi III
Kami memasukkan 2 ml senyawa tak dikenal + 2 ml kloroform
Terbentuk cincin yang memisahkan larutan yang menandakan senyawa tak dikenal tersebut adalah benzene
VIII. Pembahasan
Hidrokarbon merupakan senyawa yang terdiri dari alkana, alkena dan alkuna yang tersusun dari unsure karbon dan unsure hydrogen. Aplikasi senyawa hidrokarbon sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan senyawa hidrokarbon tersebut dalam kehidupan kita dapat melalui reaksi-reaksi pembakaran sempurna maupun tidak sempurna contohnya gas maupun bensin atau minyak tanah. Dengan seperti itu kita dapat mengetahui proses pembakaran tidak sempurna dan juga pembakaran sempurna serta faktor-faktor yang mempengaruhi dari jalannya reaksi-reaksi tersebut dan ciri-cirinya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/). Disini praktikan melakukan beberapa uji untuk alkana dan juga alkena, yaitu:
8.1 Brom dalam Karbon Tetraklorida
a. Untuk yang pertama praktikkan melakukan uji ini dengan menggunakan dua tabung reaksi yang mana masing-masing tabung reaksi tersebut praktikkan masukkan Bensin 1 ml warnanya bening dimana bensin disini sebagai alkananya dan praktikan masukkan juga HCl 15 tetes berna benin juga setelah kedua tabung praktikan isi dengan larutan tersebut, kedua tabung juga praktikan goncang agar kedua campuran tersebut bercampur secara homogen. Setelah di goncang praktikkan letkan salah satu tabung reaksi tersebut ditempat terang dan satunya ditempat gelap selama 15 menit. Setelah itu praktikan memperoleh hasil bahwa tabung reaksi yang diletaan ditempat terang campurannya berubah warna menjadi kuning pudar dan yang ditempat gelap warna campurannya kuning yang sedikit pekat dibanding dengan tabung reaksi yang dilettakn ditempat terang. Setelah itu praktikan meniup masing-masing mulut tabung reaksi tersebut dan timbul asap. Selain itu juga praktikan menguji menggunakan kertas lakmus, saat diuji dengan kertas lakmus biru tabung reaksi yang diletakkan di tempat terang lebih cepat kertas lakmus birunya berubah menjadi warna merah dibanding dengan kertas lakmus yang diletakkan di tabung reaksi yang ditempatkan ditempat gelap tadi. Ini artinya bahwa cahaya itu mempercepat laju suatu reaksi.
b. Pada percobaan ini praktikan memasukkan 1 ml benzene kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 15 tetes HCl lalu dikocok setelah dikocok didiamkan beberapa saat. Ketika didiamkan terbentuk 2 fasa atau 2 lapisan. Untuk lapisan atas berwarna bening dan dibagian bawah berwarna keruh. Untuk lapisan atas adalah benzene karena massa jenis benzene lebih besar dibandingkan dengan HCl sehingga terdapat diatas. Larutan tersebut tidak dapat bercampur karena bahan tersebut merupakan bahan yang polar dan nonpolar. Larutan polar adalah HCl dan benzene adalah larutan nonpolar.
c. Pada percobaan ini praktikan memasukan 1 ml benzene kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 1 ml HCl lalu digoncangkan dan didiamkan setelah itu terbentuk 2 fasa atau 2 lapisan, yang mana lapisan atas berwarna bening dan lapisan dibawah berwarna keruh. Tidak bercampur karena kedua larutan tersebut berbeda kelarutan, yaitu HCl merupakan pelarut polar dan benzene merupakan pelarut non polar. Dan massa jenis HCl kebih rendah dibandingkan dengan dengan benzene.
8.2 Klor
Dalam percobaan ini praktikan menggunkan dua tabung reaksi. Untuk tabung reaksi yang pertama dimasukkan 1 ml benzene dan ditambahkan dengan 3 tetes HCl. Setelah itu dipanaskan dengan penangas air selama 15 menit. Setelah itu praktikan mendapatkan hasil terdapat 2 lapisan yang mana untuk dilapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna bening dan tidak terdapat gelembung. Untuk tabung kedua sama larutan yang digunakan hanya saja pada tabung reaksi yang kedua praktikan menambahkan potongan besi. Sebelum dipanaskan terdapat gelembung dan warnanya sedikit kuning. Lalu dipanaskan dengan menggunakan penangas air setelah diamati warna kuningnya hilang lalu terdapat gelembung pada potongan besi yang menandakan adanya hydrogen klorida yang dibebaskan.
8.3 Larutan Kalium Permanganat
Dalam percobaan ini praktikan menggunakan dua tabung reaksi. Untuk tabung reaksi yang pertama praktikan memasukkan larutan KMnO4 1 ml dengan warna ungu lalu ditambahkan dengan 5 tetes bensin yang berwarna bening. Lalu di goyangkan tabungnya 1-2 menit terdapat gelembung dan warna campuran berubah warna dari warna ungu menjadi warna betadine. Untuk tabung reaksi yang kedua praktikan masukkan Benzena 1 ml yang berwarna bening dan praktikan tambahkan KMnO4 2 ml. Ketika dikoocok selama 1-2 menit kedua larutan tersebut tidak bercampur dan terbentuk 2 fasa yang mana fasa yang bagian atas itu berwarna bening dan yang bagian bawahnya berwarna ungu, ytu wrna larutan KMnO4. Disini praktikan dapat menypulkan bahwa tabung reaksi yang pertama campuran tersebut mengalami reaksi oksidasi sehingga terdapat perubahan warna sedangkan untuk tabung reaksi yang kedua kedua larutan tersebut tidak mengalami reaksi oksidasi sehingga tidak ada perubahan warna.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Disini praktikan juga menggunakan 2 tabung reaksi untuk percobaan ini. Untuk tabung yang pertama praktikan masukan H2SO4 2 ml lalu ditambahkan 10 tetes benzene sebelum digoncang warna campuran masih berwarna bening, tetapi setelah digoncang terdapat busa dan warna kedua campuran tersebut berubah menjadi keruh. Lalu campuran tersebut didiamkan beberapa menit dan hasil yang didapatkan,yaitu terdapat 3 lapisan dimana lapisan atas berwarna kuning, bagian tengah berwarna bening dan yang bagian bawah berwarna kuning, Dalam percobaan ini terjadi reaksi sulfonasi. Untuk tabung yang kedua praktikan masukkan H2SO4 2 ml lalu ditambahkan 10 tetes n-heksana warnanya tetap bening atau sama-sama bening, tetapi ketika telah digoncang larutan tersebut terdapat 2 lapisan atau 2 fasa dan warnanya sama-sama bening dan terdapat busanya juga. Dalam percobaan ini juga larutan mengalami reaksi sulfonasi yang menghasilkan alkil sulfonat.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini praktikan melakukannya diluar ruangan dikarenakan tidak memiliki lemari asam yang dapat digunakan. Disini praktikkan menggunakan gelas kimia besar lalu praktikan masukan 0,5 benzena dan ditambahkan 4 ml HNO3 seta ditambah dengan satu buah batu didih untuk mencegah terjadinya gejolakan air ketika campuran tersebut mendidih. Setalah itu campuran dipanaskan dengan menggunakan penangas air selama beberapa menit atau sampai terbentuk larutan yang homogen. Setalh pemanasan didapatkan hasil bahwa larutan berubah warna menjadi kuning jernih. Selanjutnya larutan tersebut dituangkan kedalam gelas kimia yang berisi dengan 5 gr batu es. Setelah itu dicium aroma yang ditimbulkan, setelah praktikan cium aromanya ternyata aroma yang ditimbulkan seperti aroma pemutih atau yang hampir sama dengan bau semir sepatu. Lalu praktikan membandingkan baunya dengan nitrobenzene yang ada ada dilemari, ketika praktikan bandingkan ternyata baunya sama.
8.6 Bahan Tak dikenal
Dalam percobaan ini praktikan menggunakan 3 tabung reaksi dimana semua tabung diisi dengan 2 ml bahan yang tak dikenal. Hanya saja penambahan larutannya yang berbeda, yaitu untuk tabung yang pertama praktikan menambahkan air 2 ml saat ditambahkan lalu digoncang terdapat 2 fasa didalam tabung reaksi tersebut. Dan tabung reaksi yang kedua praktikan menambahkan H2SO4 2 ml setelah digoncangkan hasil yang didapatkan, yaitu terdapat 2 lapisan atau dua fasa sama seperti diatas hanya saja dibagian bawahnya warna larutannya bening dan dibagian atasnya berwarna keruh. Untuk tabung ketiga praktikan menambahkan kloroform 2 ml setalah digoncangkan hasil yang didapatkan adalah terdapat lingkaran yang berbentuk cinicin. Dari data ketiga tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan yang tak dikenal tersebut adalah benzene.

IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini, yaitu:
1. Sifat kimia hidrokarbon jenuh (alkana) adalah ikatan tunggal, hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna) adalah ikatan rangkap dua dan tiga, sedangkan hidrokarbon aromatik adalah senyawa lingkar beratom enam
2. Alkana dalam ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat maupun jumlah reaksi sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan
3. Uji bromine terjadi dengan cepat pada tempat terang
X. Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden. 1987. Kimia Organik Jilid 1 Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga


Sumardjo. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Syukri. 2011. Kimia Dasar II. Bandung: ITB

Willbraham. 2012. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

XI. Lampiran Gambar

Gambar 1. Proses pemanasan larutan pada uji asam nitrat

Gambar 2. Setelah asam nitrat dipanaskan lalu dituang kedalam es
Gambar 3. Larutan kalium permenganat bereaksi dengan alkana

Gambar 4. Larutan Kalium permanganat yang tidak bereaksi dengan benzena
Pertanyaan….!!
1. Reaksi apa yang terjadi saat terjadinya perubahan warna ungu menjadi warna betadine pada percobaan larutan kalium permanganat?
2. Apa yang menyebabkan sehingga kertas lakmus biru cepat berubah menjadi merah ketika dimasukkan kedalam tabung reaksi yang diletakkan ditempat terang pada percobaan brom dalam tetra klorida?
3. Mengapa larutan benzena tidak dapat larut dalam HCl begitu pula dengan sebaliknya?