Kamis, 21 Maret 2019

JURNAL PERCOBAAN V KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 5
I.         Judul Praktikum                        : Reaksi- Reaksi Aldehid dan Keton
II.      Hari / Tanggal Praktikum         : Sabtu, 23 maret 2019
III.   Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
a.       Dapat mengetahui asaz-asaz reaksi senyawa karbonil
b.      Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
c.       Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton

IV.   Landasan Teori
Sebelum kita melakukan suatu  reaksi pada senyawa karbonil khususnya aldehid dan keton kita perlu memahami prinsip dasar reaksi tersebut. Dimana prinsip dasar dari reaksi tersebut ialah senyawa-senyawa aldehid dan keton merupakan molekul polar karena hanya memiliki suatu ikatan karbonil yang memungkinkan adanya momen dipol diantara ikatan rangkap karbon dan oksigen. Secara logis Konskuensi dari adanya momen dipol disekitar ikatan karbonil mejadikan senyawa-senyawa karbonil memeiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada suatu alkena dengan berat molekul yang sama. Sebagai contoh perlu kita perhatikan iso propanol momen dipolnya rendah tetapi titik didihnya jauh lebih tinggi dari aseton.
Kita tahu bahwa aldehid dan keton tidak memiliki ikatan hidrogen donor dimana tidak dapat mendonasikan proton, oleh karena itu titik didihnya lebih rendah dari pada alkohol meskipun berat molekulnya hampir sama dengan senyawa keton atau aldehid. Jadi senyawa-senyawa aldehid  dan keton bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen hal ini yang menyebabkan senyawa aldehid dan keton larut baik di dalam air.
Contoh senyawa keton yang banyak digunakan sebagai pelarut adalah aseton, karena aseton merupakan salah satu senyawa yang memiliki daya larut yang baik didalam air. Karena itulah aseton sering kita sebut sebagai senyawa polar atau sering disebut pula dengan pelarut aprotik yang sangat sering kita temukan dilaboratorium dan juga di industri (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ ).
Sebelum melakukan praktikum ini, kita terlebih dahulu mengetahui apa itu pengertian dari aldehid dan keton, aldehid dan keton sama sama mempunyai gugus karbonil namun sebagai pembedanya yaitu gugus yang diikat, pada aldehid mengikat gugus hidrogen sedangkan keton mengikat gugus carbon, dapat kita lihat rumus umum dari aldehid yaitu RCOH dan rumus dari keton yaitu RCOR (Joan, 2011).
Alkohol dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organic yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon-karbonnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil atau H-Aldehid dan keton lazim terdapat dalam sistem maklhuk hidup. Yang membedakan aldehid dan keton, yaitu baunya yang khas. Yang mana aldehid berbau menyengat dan keton berbau harum (Fessenden, 1995)
Aldehid merupakan senyawa organic yang mengandung gugus –CO. Aldehid diperoleh dari pengoksidasian alcohol primer. Misalnya etil alcohol jika dioksidasi akan menjadi asetaldehid dan jika dioksidasi kembali akan menjadi aseton. Aseton merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar, mempunyai baud an rasa yang khas, diguakan sebagai pelarut dalam industry dan dalam laboratorium (Amirudin,2013).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain adalah senyawa aldehid mengandung satu atau dua buah atom hydrogen sedangkan keton adalah senyawa organic yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehid mudah teroksidasi sedangkan ketok agak sukar untuk dioksidasi. Aldehid juga lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik (Chang,2005).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, yaitu aldehid dan keton tidak mengandung hydrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hydrogen seperti pada alcohol sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relative kuat antar molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain. Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton (Willbraham,2011).

V.      Alat dan Bahan
5.1     Bahan
v  Tabung Reaksi                                         
v  Larutan
v  NaOH 5 %
v  Amonium hidroksida 2%
v  Benzaldehid
v  Aseton
v  Sikloheksan
v  Formalin
v  Aquades
v  Natrium sitrat
v  Natrium karbonat
v  CuSO4. 5H2O
v   Natrium Kalium
v  Iodium
v  3- pentanon
v  NaOH 10%
v  Formaldehid
v  N-heptanaldehid
v  NaHSO3
v  Etanol
v  Hcl pekat
v  Fenil- hidrozin
v   Idodia
v  Asetaldehid
v  Metanol
v  2,4 dinitro fenil hedrazin
v  Hidroksilamin
v  Natrium asetal trihidrat
v  Isoproponal
v  NaOH 1%
5.2     Alat
v  Tabung reaksi
v  Pipet tetes
v  Pengaduk
v  Tabung uji
v  Bunsen
v  Kertas saring
v  Erlenmeyer
v  Corong
v  Tabung reaksi besar

VI.   Prosedur kerja
6.1 Uji cermin kaca, tollens
1.      Siapkan empat tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens
2.      Cara membuat siapkan satu tabung reaksi yang bersih sekali, ke dalam 2 ml larutan perak nitrat 5% tambahkan 2 tetes lar. NaOH 5% lalu tambahkan tetes demi tets sambil diaduk  larutan amonium  hidroksida 2% hanya secukupnya supaya larut- pengujian akan gagal kalau terlalu banyak amonia (ditambahkan)
3.      Ujilah benzaldehid, aseton, sikloheksanon dan formlin: dengan jalan menambahkan masing- masing dua tetes bahan tersebut ke dalam tabung uji
4.       Aduklah campuran dan diamkan selama 10 menit. Amatilah apa yang terjadi
6.2 Ujing fehling dan Benedict
1.      Ke dalam masing-masing dari empat tabung reaksi tambahkan 5 ml pereaksi Benedict
2.      Cara membuatnya larutan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat dalam 750 aquadest, aduk, saring lalu ke dalam fitrat tambahkan perlahan larutan 17,3 gr CuSO4.5H2O dalam 100 ml air, encerkan hingga volume total 1L)
3.      Atau 5 ml pereaksi fehling yang masih fresh
4.      Cara membuat larutan A= 69 gr CuSO4.5H2O dalam 1 L air suling
5.      Larutan B = 346 gr natrium kalium tartrat atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH 10% artinya pereaksi fehling A dan B sama banyak baru dicampur
6.      Ke dalam masing-masing tabung tambahkan beberapa tetes bahan yang akan di uji
7.      Tempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. Ujilah formaldehid, n-heptanaldehid, aseton dan sikloheksanon
6.3 Adisi bisulfit
1.      Masuklah 5 ml larutan NaHSO3 jenuh ke dalam erlenmeyer 50 ml
2.      Dinginkan larutan dalam air es
3.      Tambahkan 2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk
4.      Setelah 5 menit tambahkan 10 ml etanol untuk memulai kristalisasi, lalu saring kristal denga corong Hirsch. Apa yang akan terjadi bila kristal dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes HCL pekat
6.4 Pengujian dengan fenilhidrazin
1.      Dimasukkan 5ml fenilhidrazin dalam tabung reaksi besar
2.      Tambahkan 10 ml tetes bahan yang akan di uji
3.      Tutup tabung reaksi dan guncangkan dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal
4.      Saring kristal dengan corong hirch, cuci dengan sedikit air dingin dan rekristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol
5.      Keringkan dan temukan titik lelehnya
6.      Lakukan pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon. Dengan cara yang sama gunakan 2,4 dinitrofenilhidrazin, buatlah turunan benzaldehid dan sikloheksanon. Tentukan titik lelehnya
6.5 Pembuatan oksim
1.      Larutkan 1 gr hidroksilamin HCL dan 1,5 gr natrium asetat trihidrat di dalam 4 ml air, didalam erlemeyer 50 ml
2.      Panaskan larutan sampai 35, kemudian tambahkan sikloheksanon tutup labu dan goncangkan selama 1-2 menit, pada waktu mana zat padat sikloheksanon-oksim akan terbentuk
3.      Dinginkan labu dalam lemari es, saring kristal dengan corong hirch, cuci dengan 2ml air es, keringkan dan tentukan titik lelehnya
6.6 Reaksi haloform
1.      5 tetes aseton dalam 3 ml larutan NaOH 5% tambahkan sekitar 10 ml larutan iodium iodida
2.      Cara buatnya : larutkan 25 gr iodium di dalam larutan 50 gr kalium iodida dalam 200 ml air ) sambil digoncang-goncangkan sampai warna coklat tidak hilang lagi
3.      Iodofom yang berwarna kuning akan mengendap dan baunya yang khas. Pengujian dilakukan terhadap isopropanol, 2-pentanon, dan 3-pentanon

6.7 Kondensasi Alkohol
1.      Tambahkan 0,5 ml asetaldehid kepada 4 ml larutan NaOH 1%, goncangkan dan catat baunya ( sisa asetaldehid ). Didihkan campuran reaksi selama 3 menit. Catat hati-hati bau tengik dari krotonaldehid
2.      Susunlah peralatan untuk merefluks. Dalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5% campuran di refluks selama 5 menit. Dinginkan labu dan kumpulkan krital dengan corong buchner, bisa di rekristalisasi dengan etanol. Tentukan titik lelehnya

Link video: https://www.youtube.com/watch?v=X7ZJqLEhX9k
Pertanyaan....!!!
1. Apa yang terjadi saat zat didalam tabung reaksi pada saat uji tollen's ketika ditambahkan dengan natrium hidroksida encer?
2. Mengapa setelah ditambahkan kelebihan amonium hidroksida lalu dikocok endapan coklat tersebut hilang?
3. Apa fungsi dari dipanaskannya tabung reaksi yang berisi sampel, fehling A dan fehling B pada uji Fehling tersebut?

3 komentar:

  1. Saya vira anggita (A1C117069) akan mencoba menjawab pertanyaan no 2
    endapan coklat hilang setelah ditambahkan kelebihan amonium hidroksida itu karena endapan tersebut larut dalam amonium hidroksida.

    BalasHapus
  2. Saya Mita Istiana (A1C117083) akan membantu menjawab pertanyaan no 3.Tujuan dari dipanaskannyatabung reaksi tersebut adalah supaya aldehida dapat mengurangi ion Cu(II) yang terdapat didalamnya.

    BalasHapus
  3. saya Tria Pradina loke(075) disini saya akan menjawab pertanyaan no.1 dimana yang terjadi saat penambahan natrium hidroksida encer pada pengujian tolles ialah zat yang terdapat pada tabung reaksi akan terdapat endapan coklat. hal ini terjadi karena perak nitrat bereaksi dengan NaOH untuk membentuk endapan coklat oksida perak

    BalasHapus