I.
JUDUL : PEMURNIAN ZAT PADAT
II.
HARI,TANGGAL : 09 Maret 2019
III.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari praktikum ini, yaitu:
a. Dapat melakukan kristalisasi dengan baik
b. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi
c. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan
d. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran
dengan rekristalisasi
IV.
LANDASAN
TEORI
Salah
satu cara kita dapat mengenal atau mengidentifikasi zat padat, yaitu dengan
cara pemurnian zat padat tersebut. Dimana fungsi dilakukannya pemurnian zat
padat tersebut untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimianya.
Oleh karena itu, agar pemurnian zat padat yang kita lakukan berhasil, maka kita
harus tahu sifat-sifat fisik dan kimia zat padat yang akan dipisahkan
begitupula dengan kelarutan suatu zat padat yang akan dimurnikan dalam suatu
pelarut. Kita juga harus lebih dulu mengetahui jenis-jenis pelarut organik dan
gradien kepolarannya terutama jika kita akan mencampurkan dua atau tiga jenis pelarut untuk
melarutkan suatu zat padat. Selain itu, kita juga harus mengetahui faktor
teknis dalam memurnikan suatu zat padat, mulai dari teknik kristalisasi,
sublimasi dan khromatografi. Supaya ketika kita sedang melakukan percobaan kita
dapat memilih teknik mana yang akan kita pilih atau teknik apa yang cocok
dengan percobaan yang akan kita lakukan. Misalnya jika campuran yang kita
gunakan adalah campuran yang kompleks, maka teknik yang akan kita pakai juga
ialah teknik yang kompleks juga. Tetapi selain itu kita juga harus
mempertimbangkan efisiensi bahan dan alat yang digunakan serta waktu yang
dibutuhkan untuk memisahkan zat padat tersebut agar sesuai. Sebelum melakukan
praktikum ada baiknya jika kita harus mencari atau membaca sumber atau literature
tentang teknik-teknik pemurnian zat padat yang akan dipisahkan supaya ketika
kita melakukan percobaan kita telah mengetahui langkah-langkah yang akan kita
lakukan. Setelah kita telah selesai melakukan pemurnian suatu zat padat maka
kita perlu menguji tingkat kemurniannya baik dengan menggunakan pendekatan
titik leleh atau dengan menggunakan khromatografi lapis tipis (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/
).
Pemisahan
campuran untuk memperoleh zat padat dalam cairan disebut kristalisasi. Ada dua
cara kristalisasi, yaitu:
1.
Cara penguapan, yaitu dengan menggunakan cairan melalui pemanasan
2.
Cara pendinginan, yaitu dengan mendinginkan pemisahan dengan kristalisasi
didasarkan pada perbedaan titik beku komponen
Komponen
tersebut harus cukup besar, sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud
padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar, contohnya garam dapat dipisahkan
dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
benjana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Jika dibiarkan
akhirnya akan terbentuk kristal garam secara perlahan setelah pengkristalan
sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring (Yazid,2005).
Dengan
memanfaatkan beda kelarutan pada temperature yang berlainan dapat memurnikan
zat padat. Proses itu dapat dipermudah dengan membibit larutan itu dengan
beberapa kristal halus pada zat padat murni. Proses keseluruhan melarutkan zat
terlarut dan pengkristalisasinya kembali dikenal sebagai pengkristalisasi ulang
atau rekristalisasi. Metode ini sering digunakan sebagai cara yang efektif
untuk membuang zat pengotor dalam jumlah yang kecil dari dalam zat padat.
Karena pengotor ini sering tertinggal didalam larutan. Kecuali jika
polaritas,bentuk dan ukuran kristal dri zat padat yang sedang
direkristalisasikan sangat sedikit pengotor yang mungkin tergabung kedalam
kristal (Keenan,2006).
Cara
memurnikan zat padat organic yang paling banyak digunakan dan efektif,
dilakukan dengan cara rekristalisasi. Cara kristalisasi secara selektif suatu
senyawa dari campuran zat padat, yaitu dengan melarutkannya dalam suatu pelarut
yang cocok. Metode rekristalisasi didasarkan pada prinsip bahwa senyawa
tertentu dalam campuran akan mempunyai sifat kelarutan tertentu yang berbeda
dari campuran lainnya dalam suatu sistem tertentu. Dalam praktek rekristalisasi
usahakan seminimal mungkin jumlah pelarut digunakan sehingga jumlah zat paling
banyak yang bisa diperoleh kembali sewaktu proses pendinginan larutan panas. Larutannya jangan terlalu pekat, oleh karena
itu terlebih dahulu jumlah minimum pelarut harus diperhitungan.
Pelarut
yang paling banyak digunakan dalam proses rekristalisasi adalah pelarut cair,
karena tidak mahal, tidak reaktif dan setelah melarutkan zat padat organic bila
dilakukan penguapan akan lebih mudah memperolehnya kembali. Kriteria pelarut
yang baik, yaitu:
1.
Tidak bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi
2.
Zat padatnya harus mempunyai kelarutan terbatas (sebagian) atau relative tak
larut dalam pelarut, pada suhu kamar atau suhu kristalisasi
3.
Zat padatnya mempunyai kelarutan yang tinggi (larut baik) dalam suhu didih pelarutnya
4.
Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan
direkristalisasi
Terdapat
tiga prinsip operasional rekristalisasi, yaitu:
1.
Melarutkan campuran zat padat dalam pelarut yang minimal, biasanya pada titik
didihnya
2.
Kristalisasi selektif dalam suatu pelarut tertentu, dengan cara menurunkan suhu
larutan secara perlahan
3.
Penyaringan terhadap kristal murninya dipisahkan dari larutannya (Tim Kimia
Organik I,2016)
Sublimasi
adalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa
cair sehingga kotoron tak menyublim akan tertinggal. Sublimasi juga digunakan
dalam pemurnian zat, seperti contoh penelitian Husma yang berjudul rekayasa
teknologi pengolahan ikan tembang (Sardinella
sp) menjadi minyak ikan dan produk turunannya untuk meningkatkan nilai jual
(Husma,2016).
V.
ALAT
DAN BAHAN
5.1
ALAT
a. Gelas kimia 100 ml
b. Corong Buncher
c. Cawan penguap
d. Kertas saring
e. Corong
f. Gelas wool/ kapas
g. Kasa
5.2 BAHAN
a. Air suling
b. Asam benzoate
c. Air panas
d. Es
e. Naftalen
f. Aquadest
VI.
PROSEDUR
KERJA
6.1
Rekristalisasi
a. Tuangkan 50 ml air suling kedalam gelas kimia
100 ml, panaskan hingga timbul gelembung-gelembung
b. Masukkan 0,5 gram asam benzoat tercemar kedalam gelas kimia 100 ml yang lain,
tambahkan air panas trsebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut
semua
c. Dengan menggunakan corong Buncher saring
campuran tersebut dalam keadaan panas dan tamping filtratnya dalam gelas kimia.
Siramlah endapan yang tertinggal dengan air panas
Jenuhkan.
Dinginkan hingga terbentuk Kristal. Apabila pada pendinginan tidak terbentuk
Kristal, dinginkan dalam es
d. Saring Kristal yang terbentuk dengan corong
Buncher, keringkan
Jenuhkan.
Dinginkan hingga terbentuk Kristal. Apabila pada pendinginan tidak terbentuk
Kristal, dinginkan dalam es
e. Ujilah titik leleh dan bentuk kristalnya,
bandingkan dengan data yang ada dalam hand book
6.2 Sublimasi
a.
Masukkan 1-2 gram naftalen tercemari kedalam
cawan penguap
b.
Tutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat
lobang-lobang kecil
c.
Sumbat corong dengan gelas wool atau kapas
seperti pada gambar
d. Letakkan cawan tersebut diatas kasa dari
pembakar, nyalakan api dan panaskan dengan nyala api keci
e.
Hentikan pembakaran setelah semua zat yang
akan disublimasikan habis (lebih kurang 5 menit)
f.
Kumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan
corong bila ada, ujilah titik leleh dan bentuk kristalnya, cocokan dengan data
hand book
Link video percobaan: https://www.youtube.com/watch?v=FggvNDlkJxo
Permasalahan
1. Proses apa yang digunakan dalam membuat kristal murni asam benzoat dari video diatas?
2. Apa fungsi dari ditambahkannya air menddih pada gelas kimia yang berisi asam benzoat kasar?
3. Apa kegunaan dilakukannya proses pendinginan larutan jenuh panas pada video diatas?
saya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan mencoba menjawab no 3. menurut saya Kegunaan dilakukannya proses pendinginan larutan jenuh panas,yaitu supaya kristal putih asam benzoat mulai terpisah, agar dapat di saring. terimakasih.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan mengenai proses yang digunakan dalam membuat kristal murni asam benzoat yaitu proses kristalisasi. Dimana proses kristalisasi melibatkan:
BalasHapusa.persiapan larutan sampel tidak murni
b. filtrasi larutan panas
c. Pendinginan larutan jenuh panas
D. Pemisahan dan pengeringan kristal
Tuhuannya untuk membuat kristal asam benzoat dari sampel yang tidak murni
saya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan no 2. Fungsi ditambahkannya air mendidih pada gelas kimia yang berisi asam benzoat kasar,yaitu supaya asam benzoat tersebut larut selain itu dapat juga dengan cara pemanasan langsung
BalasHapus